batu: mustika ratu kencana wungu stok : 1 asal usul : penarikan alam jaminan 100% batu mustika alami,bukan batu sintetis. jika terbukti sintetis mahar kembali 100%. mahar : rp.400.000,-informasi pemaharan silahkan hubungi : phone : +6282221822232 pin bbm : 28fb2050 tuah batu mustika ratu kencana wungu :
Mustika Ratu Kencono WunguMustika Ratu Kencono Wungu merupakan mustika bertuah yang indah serta mempesona selain itu mustika tersebut juga banyak digemari para pecinta mustika bertuah. Mustika ini memiliki warna ungu yang elegan dan bisa dipakai untuk laki-laki mapun Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk Membuka Aura Ketampanan / Kecantikan. Membangkitkan simpul syarat pemikat tampil menawan mempesona. Kesehatan dan penolak energi menunjang derajat dimata siapapun disegani dan dihormati. Power Asihan memikat hati yang dikehendaki. Menunjang peningkatan ekonomi, hidup berlimpah rejeki. Menunjang karir dan posisi jabatan segala bidang pemerintahan, politik, hubungan suami istri. Keharmonisan hubungan pacar/kekasih. Membangkitkan Rasa Sayang dan Rasa Rindu. Kemudahan mencari pekerjaan dan mudah membangkitkan usaha bangkrut. Kemudahan mencari relasi dan mencari investasi, pinjaman modal. Kemudahan dalam meraih harta Usaha Dagang dan Bisnis Segala Bidang diberi jalan kelancaran dan terhindar dari kegagalan. Memudahkan meraih tender besar, baik tender bisnis maupun pencapaian dalam meraih Jin jahat dan terhindar dari gangguan ilmu sihir, ilmu hitam seperti santet, teluh, tenung, guna guna, dan masih banyak lagi khasiat positif Jenis ini bernama Batu Akik Anggur Ungu Yang Indah. Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan Mohs. Ukuran Batu 31x16x10 milimeter. Stok Produk 1 buah. Asal Usul Mustika dari Penarikan Gunung Keramat. Mendapatkan Bonus Minyak Pusaka untuk Perawatan Mustika Jika Berminat Dengan Produk Ini Sebutkan Pada Admin Kode Produk P7506. Lihat Juga Produk Mustika Sumur Bandung Mata Emas. Call Center Pusaka Dunia / Dunia Pusaka PIN BBM PUSAKA Telephone +6281 222 886 456 Sms +6285 2939 88885 WhatsApp +6285 2939 88885 Line pusakadunia WeChat pusakadunia Instagram pusakaduniaGambar Foto Mustika Ratu Kencono Wungu Hanya di resize tanpa editan sama sekali, kami tampilkan jarak dekat sehingga anda bisa melihat tanpa ada yang di sembunyikan kekurangan dan kelebihannya. Bagi kami kejujuran dan kepuasan anda yang utama dan bukan mengutamakan keuntungan Cipta Gambar Foto Produk merupakan foto asli dari Pusaka Dunia sehingga jika ada penjual online dengan foto yang sama tanpa ijin. dipastikan penjual tersebut telah melakukan pencurian gambar foto hak cipta Pusaka Dunia. Harap Waspada Penipuan Online, Baca Ciri Ciri Toko Online TerpercayaCara Perawatan Mustika Ratu Kencono Wungu Secara Gaib Perawatan Secara Gaib sangatlah mudah, cukup menyandingkan Minyak Perawatan Pusaka dan membuka penutupnya, jika anda mau oleskan itu lebih baik. Lakukan satu malam penuh setiap Malam Jumat Kliwon atau Malam Selasa Kliwon atau Setiap Tanggal Lahir anda bisa pilih salah satu. Jika anda lupa memberi minyak tidak akan ada efek samping hanya energi Mustika kurang Perawatan Mustika Ratu Kencono Wungu Secara Secara Fisik tetap sangat dibutuhkan terutama bagi pecinta Batu Akik dan Batu Permata yang lebih mengutamakan keindahan Batu Mustika secara fisik. Cara Perawatan Batu Mustika dari segi fisik cucilah dengan air bersih setiap satu bulan sekali, lebih sering lebih baik. jangan menggunakan obat kimia, menggunakan sabun masih diperbolehkan, setelah dicuci keringkan dengan kain ekstra Mustika Dilarang menyembahnya karena hanya kepada Tuhan kita Wajib Menyembah, selebihnya karena proses mendapatkannya dengan jalan yang baik tanpa ada unsur perjanjian tumbal dengan para khodam dan para jin, maka mustika tersebut tidak ada pantangan sama sekali, bisa untuk semua agama, bisa dimiliki bagi yang Sudah atau Belum mempunyai Bacaan MustikaTidak ada karena merupakan Mustika Asli Alam dan Bukan Isian atau Asmaan. sehingga sudah efektif mempunyai kandungan energi bertuah sejak penarikan tanpa harus membaca mantra apapun, tanpa doa khusus dan jika menggunakan doa sesuai keyakinan Samping Mustika Saat lupa dalam memberi minyak, terbawa ke toilet, satu tempat dengan pusaka lain dan sebagainya, sangatlah aman dan tidak ada efek samping Warisan Mustika Bisa di wariskan ke anak, cucu, istri, saudara, kerabat, sahabat dan siapa pun, proses pemberian warisan Mustika cukup anda berniat dalam hati dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang paling Mahar Mustika Ratu Kencono Wungu Sangat terjangkau bukan karena mustika murahan, namun kami memaharkan mustika yang paling utama sebagai sarana menjalin silaturahmi dengan anda, dan tidak mengutamakan keuntungan semata. Karena itu kami persilahkan anda membandingkan dengan penjual lain, Insyaallah dari segi kualitas, pelayanan, harga mahar kami yang Mustika Tidak perlu kuatir karena kami memberikan Jaminan 100% Asli, Dijamin Natural Alami, dan Dijamin Bukan Sintetis buatan Mustika Terbukti Tidak Asli Batu Mustika Garansi Uang Kembali 3X Lipat dari mahar yang anda bayarkan, selengkapnya bisa baca di menu Wajib Baca Pusaka MustikaApabila anda masih kurang yakin dan kurang percaya dengan keaslian batu mustika tersebut, kami bisa membantu untuk menguji keasliannya di laboratorium batu mustika / gemstote sehingga anda akan mendapatkan sertifikat yang menjamin batu mustika tersebut natural asli alam. Himbauan Pembeli Mustika Mengingat kami mengutamakan kejujuran dan ingin menjalin silaturami serta kepuasan anda yang utama, sebaiknya teliti dan baca semua keterangan yang kami berikan, setelah memantapkan hati barulah anda meminang Mustika Tags Batu Mustika Bertuah, Mustika, Mustika Ratu Kencono Wungu
Makamratu ayu kencono wungu ini berada di Desa. Troloyo. Kec. Trowulan. Kab. Mojokerto. Jawa Timur
- Sepanjang sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit, terdapat dua pemimpin perempuan. Salah satunya adalah Tribhuwana Tunggadewi 1328-1350, putri dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Selain Tribhuwana Tunggadewi, pada akhir kekuasaan Majapahit, terdapat satu perempuan yang kembali menempati posisi ratu, yaitu Dyah Suhita atau Ratu Kencono Kencono Wungu pun menjadi pemimpin perempuan terakhir di Kerajaan Majapahit. Lantas, siapa itu Ratu Kencoco Wungu atau Ratu Suhita? Baca juga Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara Asal-usul Dyah Suhita Menurut NJ Krom, Ratu Suhita atau Dyah Suhita merupakan putri dari Bhre Wirabhumi. Hal ini berbeda dengan Kitab Pararaton, yang menjelaskan bahwa Dyah Suhita merupakan cucu dari Bhre Wirabhumi. Pendapat lain menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan putri penguasa kelima Majapahit, Wikramawardhana 1389-1429, dari selirnya. Ada juga yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan anak dari Wikramawardhana dengan Kusumawardhani. Sedangkan pendapat paling kuat menjelaskan bahwa Dyah Suhita adalah anak dari Wikramawardhana, yang memperistri putri kakak ipar sekaligus musuhnya. Terlepas dari perbedaan pendapat terkait asal-usulnya, Dyah Suhita merupakan putri yang menikah dengan Aji Ratnapangkaja. Aji Ratnapangkaja adalah salah satu pimpinan militer yang turut berperan dalam Perang Paregreg 1404-1406 melawan Bhre Wirabhumi dari Blambangan. Baca juga Kerajaan Majapahit Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan Menjadi Ratu Majapahit Setelah Bhre Wirabhumi kalah dalam Perang Paregreg dan terbunuh pada 1406, Wikramawardhana memimpin Majapahit hingga 1429. Sepeninggal Wikramawardhana, terjadi kebingungan siapa yang berhak memimpin Kerajaan Majapahit. Dalam Kitab Pararaton, disebutkan bahwa Wikramawardhana sempat menunjuk anaknya dari Kusumawardhani, yakni Rajakusuma atau Hyang Wekasing Putra, sebagai Hyang Wekasing Putra mati muda. Begitu pula dengan putra Wikramawardhana dari selirnya, Bhre Tumapel, yang juga meninggal. Keturunan Wikramawardhana hanya tersisa Dyah Suhita dan Bhre Kertawijaya, yang sama-sama dari selir. Akhirnya, Dyah Suhita ditunjuk sebagai pemimpin Majapahit karena lebih tua dari Bhre Kertawijaya. Dyah Suhita dilantik menjadi Ratu Majapahit pada 1429. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Dyah Suhita merupakan orang yang sama dengan Ratu Kencana Wungu. Baca juga Siu Ban Ci, Bangsawan Muslim yang jadi Selir Raja Majapahit Bersama suaminya, Aji Ratnapangkaja, yang bergelar Bhatara Parameswara, Dyah Suhita memerintah Majapahit dari 1429 hingga 1447. Selama memimpin Kerajaan Majapahit, Dyah Suhita kembali menghidupkan kearifan lokal yang terabaikan karena polemik politik. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa di era Dyah Suhita, kekuasaan atas Nusantara secara berangsur-angsur kembali ke Majapahit. Dyah Suhita juga mendirikan bangunan pemujaan di berbagai lereng gunung sebagai punden berundak, seperti di Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan lain sebagainya. Meninggalnya Dyah Suhita Dyah Suhita menjadi Ratu Majapahit selama 18 tahun, hingga meninggal pada 1447. Sementara suaminya, Aji Ratnapangkaja, meninggal 10 tahun sebelumnya, yakni pada 1437. Baca juga 6 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit Sepeninggal Dyah Suhita, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh adiknya, Bhre Kertawijaya atau dikenal dengan Brawijaya. Hal itu karena Dyah Suhita dan Aji Ratnapangkaja tidak dikaruniai anak. Dyah Suhita menjadi perempuan kedua dan terakhir yang memimpin Majaphit, setelah sebelumnya Tribhuwana Tunggadewi memerintah dari 1328 hingga 1350. Referensi Ramadhan, Prasetya. 2021. Jejak Peradaban Kerajaan Hindu Jawa 1042-1527. Yogyakarta Araska Mardiyono, Peri. 2020. Sejarah Kelam Majapahit Jejak-Jejak Konflik Kekuasaan dan Tumbal Asmara di Majapahit. Yogyakarta Araska. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Shewas famous by her title Ratu Ayu Kencana Wungu. She was the sixth ruler of Majapahit kingdom. During her time ruling the kingdom, Majapahit managed to conquer many regions and expanded their territory. At that time, the center of the kingdom was located in Trowulan, East Java.
Dari beberapa referensi yang ditemukan, terdapat Dua Versi Certita Tentang Sang Ratu Kencana Wungu yang banyak sekali beredar baik versi cetak maupun digital. Versi 1; Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga Kerajaan Majapahit yang memerintah tahun 1328-1351. Dari prasasti Singasari 1351 diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwanotunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Silsilah Tribhuwana Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi atau disingkat Tribhuwana adalah Dyah Gitarja. Ia merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri. Memiliki adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara. Pada masa pemerintahan Jayanagara 1309-1328 ia diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan. Silsilah Tribhuwana Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi atau disingkat Tribhuwana adalah Dyah Gitarja. Ia merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri. Memiliki adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara. Pada masa pemerintahan Jayanagara 1309-1328 ia diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan. Menurut Pararaton, Jayanagara merasa takut takhtanya terancam, sehingga ia melarang kedua adiknya menikah. Setelah Jayanagara meninggal tahun 1328, para ksatriya pun berdatangan melamar kedua putri. Akhirnya, setelah melalui suatu sayembara, diperoleh dua orang pria, yaitu Cakradhara sebagai suami Dyah Gitarja, dan Kudamerta sebagai suami Dyah Wiyat. Cakradhara bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel. Dari perkawinan itu lahir Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk kemudian diangkat sebagai yuwaraja bergelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, sedangkan Dyah Nertaja sebagai Bhre Pajang. Pemerintahan Tribhuwana Menurut Nagarakretagama, Tribhuwana naik takhta atas perintah ibunya Gayatri tahun 1329 menggantikan Jayanagara yang meninggal tahun 1328. Ketika Gayatri meninggal dunia tahun 1350, pemerintahan Tribhuwana pun berakhir pula. Berita tersebut menimbulkan kesan bahwa Tribhuwana naik takhta mewakili Gayatri. Meskipun Gayatri hanyalah putri bungsu Kertanagara, tapi mungkin ia satu-satunya yang masih hidup di antara istri-istri Raden Wijaya sehingga ia dapat mewarisi takhta Jayanagara yang meninggal tanpa keturunan. Tetapi saat itu Gayatri telah menjadi pendeta Buddha, sehingga pemerintahannya pun diwakili putrinya, yaitu Tribhuwana Tunggadewi. Menurut Nagarakretagama, Tribhuwana memerintah didampingi suaminya, Kertawardhana. Pada tahun 1331 ia menumpas pemberontakan daerah Sadeng dan Keta. Menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada dan Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan Sadeng. Maka, Tribhuwana pun berangkat sendiri sebagai panglima menyerang Sadeng, didampingi sepupunya, Adityawarman. Peristiwa penting berikutnya dalam Pararaton adalah Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada saat dilantik sebagai rakryan patih Majapahit tahun 1334. Gajah Mada bersumpah tidak akan menikmati makanan enak rempah-rempah sebelum berhasil menaklukkan wilayah kepulauan Nusantara di bawah Majapahit. Pemerintahan Tribhuwana terkenal sebagai masa perluasan wilayah Majapahit ke segala arah sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa. Tahun 1343 Majapahit mengalahkan raja Kerajaan Pejeng Bali, Dalem Bedahulu, dan kemudian seluruh Bali. Tahun 1347 Adityawarman yang masih keturunan Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malayu. Ia kemudian menjadi uparaja raja bawahan Majapahit di wilayah Sumatera. Perluasan Majapahit dilanjutkan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di mana wilayahnya hingga mencapai Lamuri di ujung barat sampai Wanin di ujung timur. Nagarakretagama menyebutkan akhir pemerintahan Tribhuwana adalah tahun 1350, bersamaan dengan meninggalnya Gayatri. Berita ini kurang tepat karena menurut prasasti Singasari, pada tahun 1351 Tribhuwana masih menjadi raja Majapahit. Akhir Hayat Tribhuwana Tribhuwana Wijayatunggadewi diperkirakan turun takhta tahun 1351 sesudah mengeluarkan prasasti Singasari. Ia kemudian kembali menjadi Bhre Kahuripan yang tergabung dalam Saptaprabhu, yaitu semacam dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga raja. Adapun yang menjadi raja Majapahit selanjutnya adalah putranya, yaitu Hayam Wuruk. Tidak diketahui dengan pasti kapan tahun kematian Tribhuwana. Pararaton hanya memberitakan Bhre Kahuripan tersebut meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih tahun 1371. Menurut Pararaton, Tribhuwanotunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapura yang terletak di desa Panggih. Sedangkan suaminya, yaitu Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal tahun 1386, dan didharmakan di Candi Sarwa Jayapurwa, yang terletak di desa Japan. Versi 2; Tribhuwana Tunggadewi Kencono Wungu atau Tribhuwana Wijayatunggadewi 1328-1351 Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga Majapahit yang memerintah tahun 1328-1351. Dari Prasasti Singasari 1351 dan piagam Berumbung tahun 1351 diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwanotunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi disingkat Tribhuwana adalah Dyah Gitarja. Ia merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri. Memiliki adik kandung bernama Dyah Wijat dan kakak tiri bernama Jayanagara . Wafatnya Jayanegara menimbulkan polemik yang cukup rumit karena beliau belum memiliki keturunan. Sesuai catatan sejarah sejak kematian Jayanegara dibutuhkan waktu selama setahun untuk menunjuk siapa yang berhak menjadi ratu Majapahit. Sesuai dengan aturan silsilah kerajaan, yang berhak menggantikan Sri Jayanegara sebagai raja adalah saudaranya, salah satu dari putri Sri Gitarja dan Dyah Wyat. Sebelum pilihan dijatuhkan ke salah satunya, kekuasaan masih dipegang di tangan Ratu Gayatri, istri mendiang Raden Wijaya raja Majapahit pertama. Hal ini karena adanya potensi konflik yang dianalisis oleh Gajah Mada apabila penunjukan kekuasaan dilakukan secara tergesa-gesa. Analisis Gajah Mada berpusat pada kenyataan bahwa pengganti Sri Jayanegara sebagai raja Majapahit adalah seorang perempuan. Menilik pada sejarah, sebetulnya tidak menjadi masalah seorang perempuan menjadi Raja. Bukti nyatanya adalah putri Shima yang berhasil menegakkan kerajaan walaupun dia seorang perempuan. Walaupun demikian, Gajah Mada tidak bisa penyamarataan kondisi antara putri Shima dengan dua orang putri yang sama-sama berpotensi menggantikan Sri Jayanegara sebagai ratu Majapahit. Lambang Majapahit Gajah Mada berkesimpulan bahwa memang tidak masalah seorang perempuan menjadi raja asalkan didampingi oleh figur yang kuat. Nah, figur kuat ini berasal dari laki-laki yang nantinya mendampingi mereka sebagai kerajaan telah memilih para ksatria sebagai pendamping kedua putri tersebut. Sri Gitarja dijodohkan dengan Raden Cakradara. Sedangkan Dyah Wyat dijodohkan dengan Raden Kudamerta. Keduanya adalah penguasa-penguasa wilayah setingkat kabupaten yang menjadi bagian dari Majapahit. Bersamaan dengan wafatnya raja Sri Jayanegara, kedua putri kerajaan tersebut juga dinikahkan dengan pasangannya. Dan atas saran Gajah Mada akhirnya Ratu Gayatri menunjuk kedua putrinya untuk memimpin Majapahit. Menurut Nagarakretagama pupuh 49, Tribhuwana naik takhta atas perintah ibunya Gayatri tahun 1329 menggantikan Jayanagara yang tidak punya keturunan tahun 1328 yaitu 1 tahun setelah meninggalnya prabu Jayanegara. Nagarakretagama seolah memberitakan kalau takhta Jayanagara diwarisi Gayatri, karena ibu tirinya itu adalah putri Kertanagara. Mengingat Gayatri adalah putri bungsu, kemungkinan saat itu istri-istri Raden Wijaya yang lain sudah meninggal semua. Karena Gayatri telah menjadi pendeta, maka pemerintahannya pun diwakili oleh Tribhuwanotunggadewi. Menurut Pararaton, Jayanagara merasa takut takhtanya terancam, sehingga ia melarang kedua adiknya menikah. Pada masa pemerintahan Jayanagara 1309-1328 Tribhuwana Tunggadewi diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan. Suami Tribhuwana bernama Cakradhara yang bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel. Pada Piagam Trowulan Tahun 1358 dikatakan bahwa Kerthawardhana adalah keturunan Raja Wisnuwardhana di perkawinan itu lahir Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk kemudian diangkat sebagai Yuwaraja bergelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, sedangkan Dyah Nertaja sebagai Bhre Pajang. Celengan Peninggalan Majapahit Masa Pemerintahan Tribhuwana Nama nama pejabat pemerintahan Majapahit pada Jaman pemerintahan Raja Kertarajasa sesuai piagam Brumbung tahun 1329. 1. Mahamentri Katrini Rakyan Menteri Hino Dyah Anarjaya Rakyan Menteri Halu Dyah Mano Rakyan Menteri Sirikan Dyah Lohak 2. Sang Panca Wilwatika Rakyan Patih Majapahit Pu Krewes Rakyan Demung Pu Tanparowang Rakyan Kanuruhan Pu Blen Rakyan Rangga Pu Roda Rakyan Tumenggung Pu Wayuh Pemerintahan Tribhuwana terkenal sebagai masa perluasan wilayah Majapahit ke segala arah sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa dari Patih Gajah Mada. Tahun 1343 Majapahit mengalahkan raja Kerajaan Bedahulu Bali Tahun 1347. Adityawarman yang masih keturunan Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malayu. Adityawarman kemudian menjadi uparaja raja bawahan Majapahit di wilayah Sumatra. Perluasan Majapahit dilanjutkan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di mana wilayahnya hingga mencapai Lamuri di ujung barat sampai Wanin di ujung timur. Pada masa awal pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi yang menjadi patih amangkubumi adalah Arya Tadah. Pada tahun saka 1251 Arya Tadah sakit, dan merasa sudah tidak mampu lagi mengemban tugas sebagai patih Amangku bumi. Arya Tadah kemudian mohon kepada sang Ratu agar membebaskannya dari jabatannya tersebut, namun permintaan tersebut masih ditolak karena belum menemukan orang yang tepat untuk menggantikan kedudukan tersebut. Arya Tadah merasa bahwa orang yang tepat untuk menggantikan kedudukannya sebagai patih Amangku Bumi adalah Gajah Mada karena Jasa jasanya terhadap Prabu Jayanegara dan penobatan Tribhuwana Wijayatunggadewi sebagai Ratu Majapahit. Arya Tadah kemudian mendekati Gajah Mada untuk maksud tersebut namun Gajah Mada masih enggan menerima tawaran tersebut. Setelah didesak terus akhirnya Gajah Mada menerima tawaran tersebut sepulang dari menumpas pemberontakan di Sadeng. Dari peristiwa tersebut dapat kita ketahui bagaimana hati hatinya Gajah Mada mengambil sikap terhadap orang lain. Gajah Mada tidak ingin mengambil kedudukan orang lain, namun mengharapkan kerelaan dari orang yang menduduki jabatan tersebut karena dengan kerelaan tersebut diharapkan kerjasama dirinya dengan pejabat yang lama yaitu Arya Tadah akan berjalan dengan baik. Peristiwa penting pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijaya Tunggadewi Pemberontakan Sadeng Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan di daerah Sadeng dan Keta. Gajah Mada mempunyai cita cita untuk menundukkan Sadeng terlebih dahulu sebelum menerima jabatan sebagai patih Amangku bumi. Mengenai Keta dan Sadeng, diceritakan bahwa kedua wilayah bagian Majapahit tersebut berniat memisahkan diri dari kerajaan Majapahit dan melakukan persiapan serius. Diantaranya adalah melakukan perekrutan besar-besaran terhadap warga sipil untuk dididik keprajuritan di tengah hutan Alas Larang. Tujuannya adalah memperkuat angkatan perang kedua wilayah tersebut, yang pada akhirnya akan dibenturkan terhadap kekuatan perang Majapahit. Pada saat itu, Majapahit juga menjalin hubungan dengan kerajaan Swarnabhumi, di pulau Sumatra. Kedatangan raja Swarnabhumi – Adityawarman - ke Majapahit digambarkan menggunakan kapal perang berukuran besar yang belum ada tandingannya dari kesatuan pasukan laut Majapahit. Adityawarman sendiri adalah saudara sepupu mendiang prabu Sri Jayanegara, sekaligus sahabat yang cukup dekat dengan Gajah Mada. Penggambaran besarnya ukuran kapal perang dari Swarnabhumi agaknya dimaksudkan sebagai cikal bakal adopsi teknologi yang menjadikan besarnya armada laut Majapahit kelak ketika kampanye penyatuan nusantara dimulai. Dilihat dari kekuatan gelar pasukan, kekuatan Keta-Sadeng bukanlah apa-apa dibanding dengan kekuatan pasukan Majapahit. Namun, dibalik kekuatan fisik pasukan segelar sepapan yang belum sebanding dengan pasukan Gajah Mada, Keta-Sadeng dilindungi oleh kesatria mumpuni yang sakti mandraguna. Ksatria ini adalah mantan pelindung Raden Wijaya, raja Majapahit yang pertama. Nama ksatria tersebut adalah Wirota Wiragati, terkenal dengan kesaktiannya memiliki ajian sirep, ajian panglimunan, dan kekuatan untuk mendatangkan kabut yang bisa menyulitkan daya penglihatan pasukan mana pun. Tetapi alangkah kecewanya Gajah Mada bahwa pengepungan Sadeng terjadi sebelum kedatangannya, Ra kembar mendahului maksud Gajah Mada. Mengetahui hal tersebut para Menteri Araraman dan Gajah Mada sangat marah. Gajah Mada kemudian mengirim 5 bengkel yang masing masing terdiri dari 5 orang untuk menghajar Ra Kembar. Mereka kemudian bertemu dengan Ra Kembar di hutan dan sedang duduk di sebuah dahan pohon yang roboh, seperti naik kuda dan tangannya memegang cemeti. Peninggalan Majapahit Para utusan kemudian menyampaikan kemarahan dari Gajah Mada dan bermaksud akan menghajar Ra kembar. Mengetahui serangan tersebut Ra kembar mencemeti dahi para utusan namun para utusan dapat menghindar dan melaporkan hal tersebut kepada Gajah Mada. Gajah Mada sangat kecewa karena cita citanya untuk menundukkan Sadeng tidak terlaksana karena telah didahului oleh Ra Kembar. Menurut Pararaton terjadi persaingan antara Gajah Mada Gajah Mada dan Ra Kembar dalam memperebutkan posisi panglima penumpasan Sadeng. Maka, Tribhuwana pun berangkat sendiri sebagai panglima menyerang Sadeng, didampingi sepupunya Adityawarman. Ra Kembar adalah putra bungsu Raja Pemelekahan, ia adalah prajurit yang tangguh dan ahli menunggang kuda serta menggunakan senjata cemeti. Dalam karangannya De Sadeng oorlog en de myte van groot Majapahit, Prof CC Berg menyamakan Sadeng tersebut dengan daerah Bali, seandainyq di Bali terdapat daerah bernama Sadeng dan Keta maka penyamaan tersebut akan mudah di pahami. Namun di daerah Bali tidak ada tempat yang bernama Sadeng maupun Keta. Prof CC Berg beranggapan bahwa kata Sadeng adalah kata wangsalan yang maksudnya Bali. Kata Sadeng berasal dari kata sedeng yang artinya lain atau beda. Kata beda hampir sama dengan kata Bada yaitu suatu kerajaan yang bernama Badahulu di daerah Bali. Sedangkan Keta dihubungkan dengan Kuta yaitu suatu daerah yang terdapat di Pulau Bali bagian selatan. Penyebutan dengan nama samaran yang demikian dimaksudkan untuk menyelubugi nama kota yang sebenarnya dimana hal tersebut berkaitan dengan adanya persekutuan Nusantara sejak jaman pemerintahan Prabu Kertanagara dari Singhasari. Kemenangan atas keta dan Sadeng memberikan kesadaran bahwa kekuatan Majapahit telah pulih kembali dan cita cita untuk mewujudkan politik Nusantara harus kembali diwujudkan. Setelah pulang dari penumpasan Sadeng, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi Angabehi dan tidak beberapa lama kemudian diangkat menjadi Patih Amangku bumi sedangkan Ra Kembar diangkat menjadi Bengkel Araraman. Sumpah PalapaPatih Gajah Mada Peristiwa penting berikutnya dalam pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi adalah Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada saat dilantik sebagai rakryan patih Majapahit tahun 1334. Program politik Gajah Mada pada hakekatnya adalah kelanjutan gagasan Nusantara pada jaman pemerintahan Prabu Kertanagara sehingga lebih tepat disebut gagasan Nusantara II yaitu usaha untuk menyatukan kembali Negara Negara diseberang lautan yang lepas kembali pada masa pemerintahan prabu Kertarajasa dan Jayanagara ditambah dengan Negara Negara Nusantara lainnya. Oleh karena luasnya program Nusantara II ini banyak para menteri yang tidak bisa memahami bahkan malah mengejek, sehingga untuk mewujudkan gagasannya tersebut maka perintang perintang tersebut harus disingkirkan terlebih dahulu. Demikianlah akhirnya terjadi perubahan susunan menteri secara besar besaran pada masa awal kepemimpinan patih Gajah Mada dalam pemerintahan. Wilayah Kerajaan Majapahit sebelum tahun 1334 hanya meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari Kitab Nagarakertagama diketahui pelaksanaan program politik Nusantara dimulai dengan penyerangan terhadap Pulau Bali, serangan tersebut terjadi pada tahun saka 1265 atau Tahun tahun 1343 Masehi. Wafatnya Tribhuwana Wijaya Tunggadewi Tribhuwana Wijayatunggadewi diperkirakan turun takhta tahun 1351 sesudah mengeluarkan Prasasti Singasari. Ia kemudian kembali menjadi Bhre Kahuripan yang tergabung dalam Saptaprabhu, yaitu semacam dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga raja. Adapun yang menjadi raja Majapahit selanjutnya adalah putranya, yaitu Hayam Wuruk. Tidak diketahui dengan pasti kapan tahun kematian Tribhuwana. Pararaton hanya memberitakan Bhre Kahuripan tersebut meninggal dunia setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih tahun 1371. Perhiasan Emas Peninggalan Majapahit Menurut Pararaton, Tribhuwanotunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapurayang terletak di desa Panggih dan di candi Rimbi di sebelah barat daya Mojokerto, yang diwujudkan sebagai Parwati sedangkan suaminya, yaitu Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal tahun 1386, dan didharmakan di Candi Sarwa Jayapurwa, yang terletak di desa Japan. " Dari sekilas semua cerita yang saya dapat dari berbagai nara sumber. Walaupun saya sendiri tidak tahu persis bagaimana cerita sejarah tentang Kerajaan Majapahit yang sangat Kontroversi. Intinya adalah kita sendiri juga mengambil hikmah apa yang beliau lakukan pada masa jaya kepimpinannya di jiwa kepimpinan ratu kita patut contoh bagaimana kita mempunyai sikap kepimpinan yang tegas, adil,melawan musuh.
PantanganRajah Haikal Ratu Kencana : Rajah Haikal Ratu Kencana ini tidak ada pantangan yang memberatkan pemiliknya. Apalagi pantangan yang aneh - aneh, cukup dengan anda mengikuti panduan yang kami sertakan pada paket. Insya Allah manfaat yang kami tulis di atas akan anda rasakan. Mahar Rajah Haikal Ratu Kencana : Rp. 725.000,-
Mustika Spesial Tribuana merupakan batu mustika bertuah yang memiliki corak pamor dan bentuk motif yang indah, corak pamor dan perpaduan warnanya sangat unik dan langka Manfaat Bertuah Mustika Spesial Tribuana Insya Allah untuk Membangkitkan Kekuatan Magis Pengasihan Dahsyat yang Membantu Menaklukan Hati Hingga Tak Berdaya dan Mengikuti kehendak Hati pemilik, Namun ingat janganlah Sombong karena semua bisa terjadi atas kehendak Sang Pencipta. Produk Jenis ini bernama Batu Akik Pamor Tribuana Produk jenis ini ditemukan Tahun 1548. Tingkat Kekerasan Mohs. Ukuran Batu 37x28x5 milimeter. Stok Produk Mustika Spesial Tribuana 1 buah. Asal Usul Mustika Spesial Tribuana dari Penarikan Gunung Keramat. Mendapatkan Bonus Minyak Pusaka untuk Perawatan Mustika Spesial Tribuana. Jika anda berminat dengan Mustika Spesial Tribuana ini sebutkan pada admin Kode Produk P1730Call Center Pusaka Dunia / Dunia Pusaka PIN BBM PUSAKA Telephone +6281 222 886 456 Sms +6285 2939 88885 WhatsApp +6285 2939 88885 Line pusakadunia WeChat pusakadunia Instagram pusakaduniaGambar Foto Mustika Spesial Tribuana Gambar foto produk yang ditampilkan ini merupakan gambar asli dan hanya di resize tanpa editan sama sekali, kami tampilkan gambar dengan jarak yang dekat sehingga anda bisa melihat dengan jelas produk pusaka dunia tanpa ada yang di sembunyikan sama sekali antara kekurangan dan kelebihan dari produk tersebut. Karena bagi kami kejujuran merupakan yang paling utama dan tidak hanya itu saja, karena kepuasan dari anda juga merupakan yang paling utama. Karena itulah pusaka dunia bukan mengutamakan keuntungan Perawatan Mustika Spesial Tribuana Secara Gaib Cara perawatan yang dilakukan secara gaib tergolong sangatlah mudah, hanya cukup dengan menyandingkan Minyak Perawatan Pusaka dan membuka penutupnya, jika anda mau oleskan minyak tersebut itu lebih baik. Lakukan hal tersebut satu malam penuh setiap Malam Jumat Kliwon atau Malam Selasa Kliwon atau Setiap Tanggal Lahir anda bisa pilih salah satu. Jika anda lupa memberi minyak tidak akan ada efek samping apapun, yang akan terjadi hanya energi dari Mustika menjadi kurang Perawatan Mustika Spesial Tribuana Secara Fisik perawatan yang dilakukan secara fisik tetap sangat dibutuhkan terutama bagi pecinta Batu Akik dan Batu Permata yang lebih mengutamakan keindahan Batu Mustika secara fisik. Cara Perawatan Batu Mustika dari segi fisik ini juga mudah saja dan tidak menyulitkan cukup cucilah dengan air bersih setiap satu bulan sekali, lebih sering dilakukan juga lebih baik, asalkan jangan menggunakan obat kimia, namun jika menggunakan sabun masih diperbolehkan, setelah dicuci keringkan kembali dengan kain ekstra halus agar kehalusan dan keindahan mustika tetap terjaga dengan Mustika Spesial Tribuana Pantangan daripada Produk ini adalah dilarang menyembahnya karena hanya kepada Tuhan kita Wajib Menyembah, selebihnya karena proses mendapatkannya dengan jalan yang baik tanpa ada unsur perjanjian tumbal dengan para khodam dan para jin, maka mustika tersebut tidak ada pantangan sama sekali, bisa untuk semua agama, dan bisa dimiliki bagi yang Sudah memiliki pusaka atau bagi yang belum memiliki pusaka sama Bacaan Mustika Spesial Tribuana Mantra bacaan apa yang harus diucap dari produk ini ? Sesungguhnya untuk produk ini tidak ada mantra sama sekali karena merupakan Mustika Asli Alam dan Bukan Mustika Isian atau Asmaan sehingga sudah efektif mempunyai kandungan energi bertuah sejak penarikan tanpa harus membaca mantra apapun, tanpa doa khusus dan jika menggunakan doa sesuai agama serta keyakinan anda sendiri itu akan lebih Samping Mustika Spesial Tribuana Sangat banyak sekali pertanyan mengenai tentang efek samping dari mustika saat lupa dalam melakukan perawatan secara gaib, melakukan perawatan secara fisik, memberi minyak, maupun terbawa ke toilet, satu tempat dengan pusaka lain dan lain sebagainya, dengan jelas pusaka dunia menjamin jika terjadi hal-hal tersebut tenang saja karena itu sangatlah aman dan tidak ada efek samping negatif sama sekali yang akan mencelakakan ataupun mengganggu pemilik produk Warisan Mustika Spesial Tribuana Jadi mustika bisa di wariskan ke anak, cucu, istri, saudara, kerabat, sahabat dan kepada siapa pun itu. bagaimana cara memberikan warisabnnya proses pemberian warisan Mustika cukup anda berniat dalam hati dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang paling dalam untuk mewariskan mustika kepada orang yang ingin anda beri warisan Mahar Mustika Spesial Tribuana Harga Mahar dari produk ini sangat terjangkau bukan karena mustika murahan, melainkan kami memaharkan mustika yang paling utama sebagai sarana menjalin silaturahmi dengan anda, dan tidak mengutamakan keuntungan semata. Karena itu kami persilahkan anda membandingkan dengan penjual lain, Insyaallah dari segi kualitas, pelayanan, harga mahar kami yang terbaik dibandingkan dengan yang Mustika Spesial Tribuana Bagaimana tentang keaslian produk ini ? Tentang keaslian mustika tidak perlu kuatir karena kami memberikan Jaminan 100% Asli, Dijamin Natural Alami, dan Dijamin Bukan Sintetis buatan dari Manusia. Karena banyak sekali penjual mustika yang ternyata mustika yang dijualnya sintetis atau palsu. Pusaka Dunia menjamin produk ini asli dan bukan sintetis buatan Mustika Spesial Tribuana Garansi Adalah Jika Mustika Terbukti Tidak Asli, Maka Akan Mendapatkan Garansi Uang Kembali 3X Lipat dari mahar yang telah anda Mustika Spesial Tribuana. Garansi Uang Kembali 3X Lipat salah satu fasilitas layanan Pusaka Dunia dalam memberikan jaminan dan garansi kepada pembeli batu mustika bahwa semua Produk Mustika Pusaka Dunia Asli Natural dan Dijamin Bukan Sintetis, maka dari itu bagi pembeli batu mustika pusaka dunia tidak perlu kawatir adanya batu mustika palsu di pusaka dunia. Selengkapnya bisa baca di menu Wajib Baca Pusaka Pembeli Mustika Spesial Tribuana Mengingat pusaka dunia mengutamakan kejujuran dan ingin menjalin silaturami antar sesama dengan harmonis. Selain itu kepuasan anda adalah yang paling utama, sebaiknya teliti dan baca semua keterangan yang telah kami berikan sebelum meminang, setelah sudah jelas dengan keterangan yang kami berikan lalu barulah mantapkan hati anda, setelah itu silahkan anda meminang produk Mustika Spesial Tribuana yang pusaka dunia Spesial TribuanaPusaka Dunia yang paling banyak dicari di google antara lain makam ratu kencana wungumustika kencana wungu, biodata kencana wungu paranormal, kencana wungu supranatural, profil kencana wungu paranormal, kencana wungu paranormal, ratu kencana glodok, anindika widya ratu kencana wungu, makam damar wulan, cerita damarwulan asli, minak jinggo, pusaka ratu kencana wungu, ratu kencana wungu damarwulan, harga batu kencana wungu, mustika bertuah alami, mustika bertuah murah, jual batu mustika, mustika bertuah ampuh, benda bertuah paling ampuh, mustika paling ampuh untuk pengasihan, mustika paling ampuh di tanah jawa, kayu bertuah paling ampuh, pusaka ampuh suharto, mustika paling sakti di dunia, pusaka paling ampuh untuk memikat wanita, pusaka paling ampuh di tanah jawa, azimat pemikat Batu Mustika Bertuah, Mustika, Mustika Spesial Tribuana
Padasuatu masa, kerajaan Majapahit diperintah oleh seorang ratu bernama Kencanawungu. Parasnya elok dan cantik terkenal di mana-mana sehingga banyak raja-raja yang ingin mempersuntingnya. Begitu pula Adipati Minakjinggo dari kerajaan Blambangan. Adipati Minakjinggo akan menghancurkan Majapahit apabila pinangannya ditolak oleh Kencanawungu.
Tersebutlah seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu Suhita tahun 1429-1447. Ia adalah penguasa Kerajaan Majapahit yang era pemerintahannya, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur, satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti Adipati Kebo Marcuet ternyata menghadirkan ancaman bagi Ratu Ayu Kencana Wungu. Meskipun hanya seorang raja taklukan, namun sepak terjang Adipati Kebo Marcuet yang terus-menerus merongrong wilayah kekuasaan Majapahit membuat Ratu Ayu Kencana Wungu cemas. Ratu Majapahit itu pun berupaya menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet dengan mengadakan sebuah sayembara untuk mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, maka dia akan diangkat menjadi Adipati Blambangan yang baru dan dijadikan sebagai itu diikuti oleh puluhan orang, namun semua gagal mengalahkan kesaktian Adipati Kebo Marcuet. Hingga datanglah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Jaka Umbaran yang berasal dari Pasuruan. Ia adalah putera Ki Ajar Jaka Umbaran mengetahui kelemahan Adipati Kebo Marcuet. Maka, dengan senjata pusakanya gada wesi kuning gada yang terbuat dari kuningan, dan dibantu oleh seorang pemanjat kelapa yang sakti bernama Dayun, Jaka Umbaran berhasil mengalahkan Adipati Kebo Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan kekalahan Adipati Kebo Marcuet. Ia pun menobatkan Jaka Umbaran menjadi Adipati Blambangan yang baru dengan gelar Minak Jinggo. Akan tetapi, Ratu Ayu Kencana Wungu menolak menikah dengan Jaka Umbaran karena pemuda itu kini tidak lagi tampan akibat pertarungannya dengan Adipati Kebo Umbaran alias Minakjingga tetap bersikeras menagih janji. Ia datang ke Majapahit untuk melamar Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun pada saat itu ia telah memiliki dua selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Lamaran Minakjingga bertepuk sebelah tangan karena sang Ratu tetap tidak sudi menikah itu membuat Minakjingga murka dan memendam dendam kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Untuk melampiaskan kemarahannya, Minakjingga merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit sampai ke Probolinggo Perang Paregrek. Tidak hanya itu, Minakjingga pun berniat untuk menyerang ibu kota Majapahit. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat khawatir ketika mendengar bahwa Minakjingga ingin menyerang kerajaannya. Maka, ia pun menggelar sayembara lagi, puluhan pemuda turut serta dalam sayembara tersebut, namun tidak ada satu pun yang berhasil mengungguli kesaktian Minakjingga. Hal ini membuat sang Ratu semakin kekhawatiran sang Ratu semakin besar, datanglah seorang pemuda tampan bernama sengit antara dua pendekar sakti itupun terjadi. Keduanya silih-berganti menyerang. Namun, akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan itu hingga pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Minakjingga. Damarwulan pun dimasukkan ke dalam kedua selir Minakjingga, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, terpikat melihat ketampanan Damarwulan. Mereka pun secara diam-diam mengobati luka pemuda itu. Bahkan, mereka juga membuka rahasia kesaktian malam harinya, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning saat Minakjingga terlelap. Pusaka itu kemudian mereka berikan kepada Damarwulan. Setelah memiliki senjata itu, Damarwulan pun kembali menantang Minakjingga untuk bertarung. Alangkah terkejutnya Minakjingga saat melihat sejata pusakanya ada di tangan tidak bisa melakukan perlawanan sehingga dapat dengan mudah Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk dipersembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Damarwulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu dan mendampinginya menjadi Raja cerita ini karena ditulis di Mataram tahun 1736 dg tujuan politik untuk menyudutkan Blambangan yg waktu itu berkonflik dg Mataram memperebutkan hak sebagai pewaris tahta Majapahit. Para pujangga Mataram mencampur aduk kejadian2 tahun 1406, 1429, 1736, 1479, dan 1428 menjadi cerita di Perang Paregrek terjadi sekitar tahun 1406 antara Wikramawardhana Majapahit Barat/Trowulan vs Bhre Wirabhumi Majapahit Timur2. Majapahit Barat dipimpin Kenconowungu Suhita tahun = puteri Wikramawardhana dg selir keponakan Bhre Wirabhumi.3. Blambangan dipimpin Kebo Marcuet Keturunan Bali, yg dimaksud adalah Pangeran Danuningrat Raja Blambangan ke-17 tahun 1736-1763 yg berkuasa saat cerita Damarwulan ini ditulis di Mataram. Saat itu ada konflik Mataram-Blambangan. Prabu Danuningrat digelari Pangeran Menakjingga oleh bangsawan Mataram untuk menguatkan cerita palsu Joko Umbaran putera Ki Ajar Pamengger ikut "sayembara I" mengalahkan Kebo mengadakan Sayembara adalah Wikramawardhana, dan yg ikut sayembara adalah Gajah Narapati. Saat itu bahkan Suhita belum Ajar Pamengger adalah Lembu Mirunda putera Brawijaya I yg menjadi guru spiritual di Gunung Bromo. Putera Ki Ajar Panengger adalah Menak Sembar, menantu Prabu Siung Laut Raja Blambangan ke-4 berkuasa tahun 1478-1479, kemudian Menak Sembar naik tahta sebagai raja ke-5 tahun 1479-1489.Joko Umbaran ini siapa? Jika Joko Umbaran adalah Menak Sembar, maka yg terjadi bukan penaklukkan tapi ikatan pernikahan antara Trah Lembu Mirunda dg Trah Joko Umbaran melakukan penaklukkan, maka dia adalah Gajah Joko Umbaran menang, diangkat jadi adipati Blambangan bergelar Menak Jinggo, ingin menagih janji dan melamar Damarwulan ikut "sayembara II" mengalahkan Menak Jinggo, menikahi Suhita. Damarwulan adalah Arya Damar Adipati Palembang dan yang dikalahkan Damarwulan adalah Gajah Narapati tahun 1428 untuk menuntut balas atas kematian Bhre Wirabhumi kakek Suhita yg dibunuh Gajah Menak Jinggo bukan keturunan Hayam Jinggo bukan Bhre Wirabhumi. Jika Menak Jinggo adalah Bhre Wirabhumi putera Hayam Wuruk, tidak mungkin dia mau melamar Suhita karena Suhita adalah Cucu keponakannya Wirabhumi Aji Rajanatha
mustikapemikat ratu kencono wungu adalah mustika alami yang memiliki kandungan power spesial berguna untuk membuat orang birahi dengan ajian pelet dari mustika ini. orang yang sudah terkena pengaruh energi pelet dari mustika ini akan merasakan tubuhnya bagaikan sedang digerayangi, nafsu liar dari orang tersebut akan muncul dan memuncak sehingga akan mudah untuk diajak berhubungan intim atau
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID B2OuoaPDFdOUZTxbLAjNhnS3Mg2fw3KMiJOAr2sxUQ03lqEWRCjsdw==
TRUNnr. 5lzy1qk8lp.pages.dev/1415lzy1qk8lp.pages.dev/865lzy1qk8lp.pages.dev/3915lzy1qk8lp.pages.dev/4205lzy1qk8lp.pages.dev/805lzy1qk8lp.pages.dev/455lzy1qk8lp.pages.dev/3235lzy1qk8lp.pages.dev/287
pusaka ratu kencana wungu